Senin, 07 April 2008

WORKSHOP PEMBAHASAN NASKAH BUKU PTK-PNF

Bali, Grand Balisani Suites, Balisani Padma, Kuta. Tanggal 3 s.d. 5 April 2008. Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan NonFormal (Dit. PTK-PNF) mengadakan kegiatan Workshop Penyusunan Naskah Buku. Pertemuan ini mempunyai tujuan untuk mendapatkan masukan-masukan dari Tim AKademisi terhadap buku-buku penunjang program Dit. PTK-PNF yang sedang disusun. Kegiatan ini dihadiri oleh 30 Tim Akademisi Pusat, Tim Akademisi BPPNFI, Tim Akademisi BPKB dan Tim Akademisi SKB guna membahas 6 (enam) judul buku yaitu (i) Peran Tim Akademisi Pendamping pada Dit. PTK-PNF , BP-PNFI, BPKB dan SKB; (ii) Sertifikasi Profesi Instruktur Kursus; (iii) Rekrutmen dan pemberdayaan PTK-PNF Non PNS, tuntutan dari teman-teman PTK-PNF, sehingga perlu disusun buku ini; (iv) Peningkatan Mutu PTK-PNF melalui UPTD PNFI; (v) Pedagogi dan Andragogi bagi Instruktur Kursus, terasa lemahnya metodoogi pada instruktur kursus; dan (vi) Advokasi Hukum bagi PTK-PNF oleh LKBH serta tambahan 1 (satu) judul tambahan “Standar Operasional dan Prosedur Perlindungan Profesi PTK-PNF”.

Direktur PTK-PNF, Erman Syamsuddin menekankan akan pentingnya pembahasan buku tersebut agar dapat dikerjakan dengan sebaik mungkin sehingga buku-buku yang dibuat bisa digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama dengan kualitas yang cukup baik. Bahkan beliau juga menegaskan apabila buku-buku ini sudah jadi akan diserahkan kepada Bapak Dirjen PMPTK.

Pada pembahasan buku “Peran Tim Akademisi Pemdamping Pada Dit. PTK-PNF, BP-PNFI, BPKB dan SKB” yang disampaikan oleh Dr. Ir. Boedi Darma Sidhi, MSA terungkap beberapa hal permasalahan dari para peserta diskusi mengenai peran dari Tim Akademisi. Seperti Bapak Sumanto, Kasubdit Tendik PNF, agar adanya penegasan tentang bentuk-bentuk pendampingan yang akan dilakukan oleh Tim Akademisi bagi BPPNFI, BPKB dan SKB. “Sebaiknya dijabarkan lebih operasional”,ujarnya. Kemudian peserta diskusi juga mengharapkan adanya indikator yang jelas dari keberhasilan Tim Akademisi, sebagai bahan evaluasi kinerja Tim Akademisi. Secara subjektif mereka juga mepermasalahkan Tim Akademisi dari segi kompetensinya, pengalaman managerialnya, mekanisme penyelesaian masalah apabila ada benturan antara Tim Akademisi dengan pihak-pihak tertentu. Salah seorang peserta bahkan mengharapkan agar peran Tim Akademisi ini lebih kepada permasalahan substansi bukan pada akademisi.

Dr. Ir. Boedi Darma Sidi, MSA dalam tanggapannya mengatakan perlunya sebuah buku saku untuk petunjuk operasional dari Tim Akademisi. Kemudian melanjutkan bahwa pendampingan oleh Tim Akademisi dilakukan secara berkelanjutan dari input program sampai dengan out comenya. Kemudian beliau melanjutkan bahwa permasalahan pendampingan yang akan dilakukan terlebih dahulu dengan melakukan sampling terhadap permasalahan yang terjadi di lapangan.

Selanjutnya permasalahan yang menarik lagi adalah berhubungan dengan perlindungan dan penghargaan bagi PTK-PNF, kali ini dipaparkan oleh Bapak Sumali, ”Advokasi Hukum Bagi PTK-PNF”, menegaskan bahwa sesungguhnya pengalaman yang dilakukan oleh LKBH seluruh Indonesia dapat dijadikan model dalam memecahkan kasus-kasus yang terjadi pada PTK-PNF dan Prof. Jamaris dengan topik ”Standar Operasional dan Prosedur Perlindungan Profesi PTK-PNF”, yang menjelaskan tentang perlindungan yang akan diberikan kepada PTK-PNF.

Yang menjadi permasalahan pokok keluar dalam diskusi sesi ini adalah mengenai bagaimana standar operasional prosedur (SOP) tersebut diterapkan, begitu juga dengan keberagaman dari PTK-PNF, khususnya yang PNS dan non PNS, diperlukan SOP yang berbeda, tidak bisa disamakan. Lalu pada sesi selanjutnya yang membahas tentang peran Tim Akademisi, BPKB, SKB dan aosiasi/forum PTK-PNF dalam PMPTK-PNF, dalam sesi ini diharapkan adanya hubungan-hubungan yang terjadi dapat lebih diterangkan atau dijabarkan sehingga memperjelas tugas dari masing-masing. Bahkan adanya pemikiran peningkatan mutu PTK-PNF lebih kepada asosiasi/forum PTK-PNF dengan SKB atau BPKB sebagai koordinatornya. Sehingga diharapkan lebih memberdayakan masyarakat melalui asosiasi/forum tersebut.

Dan yang terpenting adalah hasil dari pertemuan ini dapat memberikan masukan-masukan dalam penulisan ke 7 (tujuh) buku yang sudah disepakati judulnya tersebut.
SUMBER


0 comments: